
Rumah Masa Kecil Jenderal Ahmad Yani Masih Terawat dan Berdiri Kokoh di Desa Rendeng Gebang
Gebang,(purworejo.sorot.co)--Rumah masa kecilnya Jenderal Ahmad Yani, saat ini masih berdiri megah, bahkan masih ditinggal oleh kerabatnya. Rumah masa kecil itu ada di Desa Rendeng, Kecamatan Gebang. Rumah milik orang tua Ahmad Yani itu meninggalkan banyak barang-barang yang penuh dengan kenangan. Seperti yang dituturkan oleh keponakan Jenderal Ahmad Yani, Bambang Purnawanto bahwa di rumah ini memang banyak foto-foto masa lalu Jenderal Ahmad Yani, dan barang-barang lain. Bambang bersama keluarganya hingga saat ini masih merawat dan menempati rumah masa kecil Ahmad Yani ini.
"Peninggalannya selain rumah ada tempat tidur, lemari, yang banyak foto-foto," kata Bambang, Sabtu (01/10/2022).
Sejarah dari rumah ini, dijelaskan Bambang, sebenarnya adalah rumah orang tua Jenderal Ahmad Yani yang bernama Wongsorejo. Beliau memiliki anak 3, yang pertama Ahmad Yani, kedua Asmi, dan ketiga Asinah. 
"Ini rumah arsitekturnya zaman dahulu, beliau dulu sering ke eropa maka rumah ini mirip rumah-rumah di Eropa," tuturnya.
Selain memiliki rumah di Purworejo, dahulu Jenderal Ahmad Yani juga sempat membuat sekolah. Dulu di Desa Rendeng ini tidak ada sekolah, dan anak-anak harus sekolah di tetangga desa.
"Lalu Pak Ahamad Yani tergugah dan dibuka sekolah Jenderal Ahmad Yani, sekarang namanya SDN Rendeng," ungkapnya.
Menurut Bambang, dari cerita adik-adiknya, Ahmad Yani dikenal sebagai sosok yang sangat disiplin dan punya jiwa kepemimpinan. Selain itu, kesederhanaan Ahmad Yani begitu diteladani oleh sanak keluarga.
"Dulu dibesarkan disini, kalau lahirnya di Desa Jenar, Kecamatan Purwodadi, tapi beliau disini juga tidak lama, kemudian beliau ke Batavia (Jakarta), sekolah disana, lalu pindah lagi ke Bogor sebelum akhirnya ke dunia militer," ujarnya.
Bambang juga sempat diberikan cerita bahwa sebelum peristiwa G30S PKI Jenderal Ahmad Yani seperti terlihat pulang ke rumah ini. Namun, setelah disapa oleh eyang Wongsorejo, Jenderal Ahmad Yani langsung tidak terlihat lagi.
"Waktu mau kejadian beliau itu seperti pulang membawa pesan, tapi setelah ditanyai oleh mbah buyut kok langsung hilang, ternyata beliau kemudian meninggal, itu menurut cerita dari bapak saya," kisahnya.
Bambang Purnawanto ini adalah keponakan ipar dari Jenderal Ahmad Yani. Sedangkan keponakan langsung dari Ahmad Yani adalah Aprilia yang merupakan istri Bambang.
"Ini cerita dari ibu saya, dari nenek saya, saya dan Aprilia putri dari ibu Asinah adik Jenderal Ahmad Yani, yang tinggal disini ya Aprilia dengan suaminya pak Bambang itu, ini kebetulan pas saya pulang kampung," kata Erna Susilawati, yang juga keponakan Ahmad Yani.
Menurut Erna, pamannya sangat sayang sekali dengan keluarga dan adik-adiknya. Ia juga sangat melindungi keluarga, terutama saat masa penjajahan Belanda.
"Terutama pada adiknya yaitu ibu Asinah, yang juga ibu saya. Sampai waktu zaman Belanda itu dulu kan harus ngungsi kalau ada Belanda datang itu ibu saya ikut, dipakein baju yang jelek, soalnya dulu pernah ibu saya belanja ke pasar pakai baju bagus, tertangkap akhirnya, setelah itu diambil kembali, jadi kalau keluar-keluar harus pakai baju jelek," ungkapnya.
Dalam peristiwa Jenderal Ahmad Yani wafat dalam peristiwa G30S PKI, Erna pun juga ikut ke Jakarta saat prosesi pemakaman. Saat itu semua keluarga mengalami kesedihan yang sangat mendalam.
"Dulu saya masih satu tahun. Saya diajak ibu dan eyang naik helikopter ke Jakarta saat pemakaman, jadi saya tahu sosok beliau ya dari ibu dan eyang," ucapnya.
Diceritakan, kesedihan itu tidak berhenti saat prosesi pemakaman, namun terus berlanjut hingga akhirnya ayahanda Ahmad Yani yaitu eyang Wongsorejo jatuh sakit dan meninggal.
"Setelah pakde itu tidak ada, eyang kakung juga akhirnya meninggal, syok mungkin, dulu eyang kakung itu sopir oplet, lalu suka mendengar cerita penumpang soal pakde, jadi ya terus pikiran, lalu menjadi sakit, terus tahun 1969 itu meninggal. Putra-putri pak Yani itu semua di Jakarta, dan kalau mau kesini biasanya ngabari, biasanya tengok makam eyang," pungkas dia.