
Nikah Massal, 22 Mempelai Jalani Ijab Qobul di Pendopo Bupati
Purworejo, (purworejo.sorot.co)--Hati berbunga-bunga, penuh suka cita dan bahagia untuk menempuh hidup baru bersama kekasih tercinta meskipun saat usia yang tak muda lagi. Itulah yang tersirat di wajah-wajah para mempelai saat menjalani prosesi pernikahan massal dalam acara Bupati Mantu di Kabupaten Purworejo pada Sabtu (04/02/2023).
Sebanyak 22 mempelai pengantin diarak dengan menaiki becak dari kantor sekretariat daerah menuju Pendopo Agung Bupati Purworejo. Mereka menjalani prosesi akad nikah massal yang dilaksanakan pemerintah daerah menyambut Hari Jadi ke-192 Kabupaten Purworejo.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan pada kegiatan itu mengatakan nikah massal dilaksanakan untuk menyambut hari jadi. Hajatan ini bertujuan untuk membantu para mempelai dalam melangsungkan pernikahan.
Sebanyak 22 pasang dari 10 kecamatan menjalani ijab qobul dalam acara itu. Pernikahan itu pun tercatat langsung di Kantor Urusan Agama (KUA) Kementerian Agama Republik Indonesia.
Usia mereka bervariasi, mempelai paling tua usianya 62 tahun. Kalau yang muda yang jelas sudah memenuhi syarat untuk menikah,” kata Wasit.
Pada acara ini para mempelai mendapat beberapa fasilitas diantaranya biaya administrasi sampai ijab kobul, mahar, biaya rias, baju pengantin semua ditanggung pemerintah daerah. Pemerintah daerah juga memberikan biaya transportasi untuk seluruh mempelai. 
Bupati Purworejo, Agus Bastian berharap program ini membantu terutama bagi warga kurang mampu yang mengalami kesulitan biaya untuk melangsungkan pernikahan. Bupati juga berharap jalinan pernikahan seluruh mempelai langgeng.
Untuk seluruh mempelai semoga sakinah mawadah warahmah dan segera mendapat momongan,” kata Bupati seraya menambahkan kegiatan ini akan menjadi event rutin tahunan.
Menurut Bastian, fasilitas yang diberikan pemerintah kabupaten sudah cukup lengkap dari administrasi hingga pesta pernikahan yang dilaksanakan di pendopo.
Harapan saya peserta tidak hanya 22, harusnya lebih banyak lagi. Kendalanya soal waktu, karena adat orang jawa itu semua hajatan ada itung-itungannya. Kalau seperti itu kami tidak bisa paksakan,” sebut bupati lagi. (toyib)