Muda Ganesha Bedah Buku Babad Perang Dipanegara
Pendidikan

Muda Ganesha Bedah Buku Babad Perang Dipanegara

Purworejo, (purworejo.sorot.co)--Paguyuban Muda Ganesha Alumni SMA Negeri 1 Purworejo pada Sabtu (18/03/2023) menggelar acara bedah buku Babad Perang Dipanegara lan Babad Nagari Purwareja (Babad Kedungkebo) karya Bupati pertama Purworejo, R.A.A. Tjokronegoro I.

Ketua Paguyuban Muda Ganesha, Dwi Wahyu Atmaji mengutarakan bahwa belajar sejarah tidak mudah, melainkan memerlukan analisa yang tajam. Bicara sejarah masa lalu interpretasi yang tajam, maka belajar sejarah dapat mengasah kemampuan logika.

Ia menuturkan, buku babad Dipanegara ada beberapa versi baik versi Kasultanan Yogyakarta Hadiningrat, versi Kasunanan Surakarta, versi Mangkunegaran, versi Pakualaman dan sebagainya termasuk versi tulisan Pangeran Diponegoro sendiri yang sering disebut Babad Diponegoro Manado.

Maka kita tidak bisa serta merta mengklaim. Yang perlu kita lakukan adalah mengambil hikmah, semangat dan pelajaran dari kisah yang tertulis dalam buku-buku itu,” kata Atmaji disela kegiatan yang digelar di Pendopo Bupati Purworejo.

Kegiatan yang dihadiri para alumni SMA Negeri 1 Purworejo, kepala sekolah dan guru sejarah tersebut bermaksud untuk lebih mengenalkan sosok R.A.A. Tjokronegoro I kepada masyarakat Purworejo dengan lebih jujur, obyektif, dan tertib. 

Termasuk apakah sosok R.A.A. Tjokronegoro mempunyai semangat Indonesia Sentris apa tidak,'' kata dia seraya menambahkan, sosok R.A.A. Tjokronegoro adalah Bupati Perdana Purworejo yang otomatis menjadi Perintis Pembangunan di kabupaten ini.

Buku Babad Perang Dipanegara lan Babad Nagari Purwareja (Kedungkebo) ini ditulis oleh Ngabei Reksodiwiryo alias Kyai Adipati Tjokrojoyo Alias R.A.A. Tjokronegoro I cukup utuh menceritakan perjalanan beliau sebagai pengikut Pangeran Kusumoyudo bersama Belanda hingga dinobatkan sebagai Bupati Purworejo pertama.

Buku itu juga mengisahkan bagaimana R.A.A Tjokronegoro I bersama pemerintah kolonial Belanda membangun peradaban Purworejo. Di bagian akhir babad, beliau menguraikan kegigihannya dalam menangkap para pemberontak salah satunya Purwonegoro Alias Gagak Pranolo II.

Kegiatan bedah buku ini menghadirkan Witoyo S.Pd. MM sebagai penerjemah serta Dr Sudibyo Prawitoatmojo seorang ahli sejarah dari Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta.