Kumpulkan Ulama, MUI Dorong Pemilu Damai di Purworejo
Politik

Kumpulkan Ulama, MUI Dorong Pemilu Damai di Purworejo

Purworejo,(purworejo.sorot.co)--Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Purworejo mengumpulkan pengurus dan ulama di seluruh kecamatan sebagai penguatan untuk mendorong Pemilu damai di daerah ini.

Dalam Rapat Koordinasi dilaksanakan Rabu (13/9/2023) itu, Ketua MUI Purworejo, Achmad Hamid AK menjelaskan, kegiatan tersebut digelar untuk mengoptimalkan peran ulama dan tokoh agama dalam mencegah serta meredam persoalan umat pada Pemilu serentak yang akan dihelat pada 14 Februari 2024 mendatang. MUI ingin Pemilu serentak ini berlangsung aman, damai serta tidak menyisakan persoalan ditengah-tengah umat.

"Kami ingin Pemilu ini damai, sukses tanpa ekses. Pengurus MUI dan para alim ulama dari kabupaten, kecamatan hingga kelurahan atau desa harus bersama-sama mencegah dan meredam agar persoalan-persoalan di umat terkait Pemilu tidak terjadi," kata dia lagi.

Berkaca dari Pemilu serentak tahun 2019, Hamid ingin umat Islam dan umat beragama lain di Purworejo terpolarisasi ke dalam isu-isu agama, ras dan isu-isu negatif lain. 

Dalam pertemuan yang dihadiri Ketua KPU serta Ketua Bawaslu Purworejo itu terkait praktik money politik pun mengemuka. Para ulama serta pemuka agama diminta membantu Bawaslu mencegah praktik menyimpang tersebut.

"Dalam Pemilu money politik bentuknya macam-macam. Harus kita cegah agar tidak terjadi risywah atau suap. Dalam Islam rasywah jelas tidak diperbolehkan bagi yang memberi mau pun menerima," imbau Hamid.

Terkait money politik Hamid menyebut bahwa dirinya pernah berbincang dengan warga. Menurutnya salah satu benih persoalan yang mendorong praktik money politik terjadi di daerah ini adalah faktor ekonomi.

"Ekonomi mereka sulit sehingga saat ada oknum yang datang memberikan uang mereka terima saja. Itu yang sulit, karena situasi ditengah-tengah warga masih membuka peluang untuk praktik money politik terjadi," imbuhnya.

Ketua Bawaslu Purworejo Purnomosidi pada kegiatan tersebut mengutarakan bahwa operasi money politik pada pesta demokrasi berlangsung dengan berbagai cara dan cukup canggih. Untuk memberantas praktik tersebut Bawaslu tidak bisa bekerja sendiri.

"Di tengah masyarakat, ada dua arus yakni mereka yang anti terhadap money politik serta arus yang melazimkan praktik tersebut terjadi. Dalam praktiknya pun sudah cukup canggih, sedangkan petugas kami sangat terbatas maka kami tidak bisa sendiri," sebut Purnomo.

Pada kesempatan itu ia pun meminta peran para ulama membantu Bawaslu mencegah praktik tersebut. Secara spiritual umat muslim agar diperkuat melalui forum-forum pengajian hingga kutbah Jumat.

Temukan dan langganan berita lainnya di Google News, Sorot Purworejo.