
Viral di Medsos Kasus Bullying Jadi Pemicu Seorang Siswi Akhiri Hidup di Purworejo
Purworejo,(purworejo.sorot.co)- Seorang siswi sebuah SMK Negeri di Kabupaten Purworejo ditemukan meninggal di ladang diduga karena bunuh diri. Beredar isu di media sosial bahwa remaja itu nekad mengakhiri hidup karena dipicu kasus bullying yang dialami.
Kepala SMK terkait, menjelaskan bahwa saat ini pihaknya sedang melakukan upaya penelusuran terkait informasi liar yang tersebar di media sosial tersebut. Informasi itu dinilai sangat merugikan pihak sekolah.
Terkait meninggalnya seorang siswi yang berasal dari wilayah Kecamatan Gebang tersebut, kepala sekolah mengaku terkejut. Ia pun lebih terkejut saat mendengar isu bahwa siswinya mengakhiri hidup karena mengalami perundungan.
"Soal bullying yang terjadi di sekolah selama ini kami tidak menerima laporan baik dari siswa maupun guru. Almarhumah anaknya cukup baik, rajin dan aktif. Di sekolah dia juga sering konsultasi sama guru terutama soal mata pelajaran," ungkap kepala sekolah.
Menindaklanjuti isu bullying yang dinilai menyudutkan pihak sekolah, ia pun telah membentuk tim. Ia memerintahkan agar penelusuran segera dilakukan untuk mengungkap persoalan ini. 
Ia menjelaskan, sebelum dikabarkan meninggal karena bunuh diri sudah lebih dari 5 bulan ia mengikuti program Praktik Kerja Lapangan (PKL) di sebuah konveksi di Purworejo. Dalam waktu dekat program itu selesai dan akan dilakukan penarikan.
"Dengar kabar itu, teman-temanya pasti syok terutama yang PKL satu tempat dengan dia. Sejauh ini informasi dari teman-temanya baik-baik saja, tapi karena ada isu seperti itu maka kami harus telusuri," sebut dia juga.
Kepala sekolah pun mengungkapkan bahwa mendiang tidak punya persoalan terkait pembiayaan di sekolah. Di sekolah yang ia pimpin siswi yatim piatu itu mendapat program sekolah gratis. Selain itu ia juga merupakan salah satu siswa penerima Program Indonesia Pintar (PIP).
Pada wawancara terpisah, salah satu keluarga dekat mendiang mengaku bahwa pihak keluarga ikhlas dan merelakan kepergiannya. Terkait isu perundungan ia pun mengaku tidak mengetahui persoalan yang tengah menimpa keponakanya itu.
Ia mengungkapkan, di lingkungan keluarga remaja putri itu merupakan sosok yang pendiam serta pemalu, namun ia dikenal sebagai anak yang rajin dan cukup pandai.
"Di hari Jumat sebelum meninggal, dia cuma bilang melalui WA, katanya mau keluar dari sekolah, katanya mau kerja saja. Saat saya tanya, dia bilang tidak ada masalah. Saya pun sering menasehati dia, kalau ada masalah harus sabar, rajin belajar karena sedikit lagi lulus," ucapnya.
Keponakanya itu saat ini sudah kelas XII. Sejak ayah dan ibunya meninggal, selama ini ia tinggal bersama sang nenek. Ia pun kaget saat menerima kabar bahwa keponakanya itu meninggal dunia.
Dia menceritakan bahwa anak tunggal dan yatim piatu itu terbiasa hidup mandiri dan sering ke kebun untuk mencari kayu bakar. Pada Sabtu (23/9/2023) lalu dia pergi seorang diri sekitar pukul 9 pagi. Hingga sore ia tidak pulang hingga sang nenek bingung mencarinya.
Pencarian pun dilakukan hingga malam hari namun tak mendapatkan hasil. Warga sekitar pun turut melakukan pencarian dan berhasil menemukanya pada Minggu (24/9/2023) sekitar pukul 14:30 WIB dalam kondisi tak bernyawa di kebun. Dia ditemukan dalam kondisi terlilit tali kain di leher dan menggantung di sebuah tanah miring.
"Saat itu katanya tidak pamitan. Biasanya kalau mau pergi pasti pamit sama nenek. Sebelum itu dia sempat pulang antar singkong tapi dia pergi lagi tanpa pamit,"pungkasnya.